Apa itu Djikstra SPF? LSDB yang terdapat pada link-state memang memberi manfaat yang luar biasa bagi router dalam mengetahui kondisi tiap-tiap network. Namun, untuk mampu menentukan jalur terbaik dalam melakukan pengiriman paket data, LSDB saja tidaklah cukup. Link-state haruslah menggunakan suatu algoritma yang dapat membantu menentukan jalur terbaik untuk melakukan pengiriman paket data menuju suatu network tujuan. Untuk itu pada link-state, digunakan algoritma Djikstra SPF (Shortest Path First).
Algoritma Djikstra SPF dapat diibaratkan sebagai seseorang yang melakukan perjalanan mengelilingi suatu kota dan LSDB dapat diibaratkan sebagai peta yang dimilikinya. Saat kita akan melakukan suatu perjalanan menuju suatu tempat tujuan dengan menggunakan peta sebagai alat bantu, maka kita tentu saja menandai suatu titik yang menjadi titik awal tempat kita berada dan titik akhir yang merupakan tempat tujuan kita pada peta. Antara titik awal dan titik akhir, mungkin saja dihubungkan dengan jalan-jalan protokol yang jumlahnya bukan hanya satu.
Setiap jalan-jalan protokol tersebut tentu saja memiliki karakteristik masing-masing. Mungkin saja terdapat jalan protokol yang menawarkan rute yang lebih pendek menuju titik tujuan namun kondisi jalan tersebut kurang baik serta rawan kemacetan dan mungkin saja terdapat suatu jalan protokol yang menawarkan rute yang lebih panjang namun menawarkan rute yang mulus dan bebas hambatan. Tentulah jika melihat kondisi tersebut, kita akan cenderung memilih rute yang lebih panajng meskipun jaraknya lebih jauh namun menawarkan kelancaran dan bebas hambatan.
Pada link-state, aprameter yang dijadikan acuan dalan menentukan jalur terbaik adalah cost. Nilai cost didapatkan berdasarkan pada bandwidth tiap-tiap link atau interface. Link atau interface dengan cost yang paling rendahlah yang akan digunakan. Informasi cost dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Bandwidth | OSPF Cost |
100 Gbps | 1 |
40 Gbps | 1 |
10 Gbps | 1 |
1 Gbps | 1 |
100 Mbps | 1 |
10 Mbps | 10 |
1,544 Mbps | 64 |
768 Kbps | 133 |
384 Kbps | 266 |
128 Kbps | 781 |
Karena yang digunakan adalah cost dan bukan hop-count, maka sebanyak apapun router yang akan dilewati (hop-count), hal tersebut tidak akan dianggap masalah. Hal ini berbeda dengan distance vector, dimana hop-count dijadikan sebagai parameter utama dengan mengabaikan kemungkinan bahwa sebuah rute atau link yang memiliki nilai hop-count terkecil mungkin saja memiliki bandwidth yang terkecil dibanding link lainnya sehingga menghambat kelancaran pengiriman paket data.
Gambar diatas memperlihatkan cara kerja Djikstra SPF dengan menjumlah cost pada tiap-tiap link tersebut untuk menentukan rute atau link terbaik. Setelah melakukan perhitungan cost berdasarkan data-data cost pada setiap link yang tersimpan pada LSDB, maka router R1 akan menggunakan Router R2 sebagai link utama dalam melakukan pengiriman paket data karena memiliki nilai cost yang paling rendah dibanding yang lainnya.